dari sudut-sudut mataku
mengalir butir-butir air bening
kuhapus dengan rambut anakku
yang tidur dipeluk ibunya
hari demi hari kulewati
usai sudah hukumanku
kuayun langkah kebebasan
kuhirup nafas kerinduan
kini aku pulang semoga dapat diterima
ingin kubuktikan maknanya bertobat
seperti impianku akan kubangunkan kecerahan
kubaktikan sisa hidup untuk kebajikan
namun ternyata apa yang kuterima
semburan ludah sumpah serapah
dalam kegelapan ini
dukaku panas terbakar
apapun yang di depanku
rasanya ingin kuhempaskan
betapa aku terluka perjuanganku sia-sia
apakah orang sepertiku
harus terkuncil selamanya
kemanakah harus kubuangkan kegetiran
langit yang kutatappun berpaling dariku
dimanakah keluhanku akan didengar
semua jalan telah tertutup buat namaku
yang kupelajari dari buku suci
tak ada kata terlambat untuk bertobat
nyatanya jiwaku tetap terpidana
sesungguhnya aku telah mati dalam hidup
nota: dari Abiet G Ade
terasi, simunjan
8 Okt., 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment