20/5/11 CINTA SEBENING EMBUN
Posted By: Abdullah Chek Sahamat - May 23, 2011Untuk entah seberapa lama lagi, rasanya gue, untuk terus mampu berdiri, berjalan, gelandangan ke mana saja samaunya. Saat tiba musim angetsebegini, pasti ada saja, rasa yang yang terus menabrak-tubruk dinding jantung gue, entah kepada siapa harus dihamburkan. Bukan gue sesal, bukan juga gue marah, cuma gue sebel tersadar sering saja kelewatan, dalam memetik embun dingin buat menyapu wajah tidur, yang entah mungkin terlahir dari sering keterlambatan gue dalam menghambat waktu, bagai janjiNya, pasti gue, kapanpun jika enggan berani-tega, pasti gue terkecundang di mana-mana dan kapan juga.
(2) Biar gue menyanyi aja dulu, ngak mau mikir yang abot-abot dulu, biar gue gelandangan, mabur ringan, bukan tanpa tujuan. Kesuwon Mas Abiet G. Ade atas rasa hatimu buat seiringan teman jalan-jalan pasrah:
Cinta sebening embun
na na na na
pernah kau coba menerka
apa yang tersembunyi di sudut hati
derita di mata derita dalam jiwa
kenapa tak engkau pedulikan
sepasang podang terbang melambung
menukik bawah seberkas pelangi
gelora cinta dalam dada
kenapa tak pernah engaku hiraukan
selama musm belum bergulir
masih ada waktu saling membuka diri
sejauh batas pengetian pintupun tersibak
cinta mengalir sebening embun
kasihpun mulai deras mengalir
cemerlang sebening embun
na na na na
pernahkah engkau coba membaca
sorot mata dalam menyimpan rindu
sejuta impian sejuta harapan
kenapakah mesti engkau abaikan
selama musm belum bergulir
masih ada waktu saling membuka diri
sejauh batas pengetian pintupun tersibak
cinta mengalir sebening embun
kasihpun mulai deras mengalir
cemerlang sebening embun
na na na na
Kuching, Sarawak
23 mei, 2011
#Abdullah Chek Sahamat
Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment