10/9/12 BEDA CINTA DAN KASIH SAYANG.....lihat pada perlambangannya (buat Vivi dan Icha)
Posted By: Abdullah Chek Sahamat - September 28, 2012Sejak mendarat sekitar jam 0815 pagi ini, dan setelah pusing keliling mundar mandir di Kota Pontianak yang sudah jauh berubah, ketemu beberapa ketua jabatan kepala dinas, lewat sore saya langsung ke Matahri Mall untuk melihat buku-buku terbaru di Gramedia. Saat memilih buku-buku novel berbentuk Islami dan peneguh hati saya dibantu oleh seorang gadis genit namanya Vivi. Anak Pontianak jati Melayu dan bekerja sebagai pembantu lantai dengan gaji sekitar Rp1,000,000.00/bulan. Kerja dari jam 10.00 pagi sampai jam 10.00 malam.
(2) Kemudian, bila berjalan keluar dari Gedung Gramedia, melintasi pintu utama, tiba-tiba Vivi bersama temannya yang lain, Icha, menegur: "Apa bapak mau dibantu?". Dalam hati saya, bagus sekali pelayanan anak-anak itu. Saya tidak menjawap, terus saja menjining buku-buku di kedua belah tangan saya, malah menayain "Kalian mahu ke mana?" "Istirehat, mau makan sebentar bapak" jawap si Vivi. Kebetulan di depan saya ada sebuah KFC, langsung saya mengusul apa mereka mahu makan KFC. Pastinya, anak-anak seumuran sebegitu, minatnya pada KFC sangat tinggi. Saya sebetulnya agak dahaga. "Bapak traktir ya" sampuk Icha. Saya hanya tersenyum tanda setuju.
(3) Sambil makan, saya menanyain soal-soal tentang kehidupan di Kota Pontianak, khusus tentang minat para remaja dan mereka yang agak berada di sini. Tujuannnya agar saya dapat mengagak apa mungkin peluang serta pola investasi yang bisa dijalankan di Kota ini. Paling menarik, saya kira, mungkin untuk satu atau dua generasi (15-30 tahun) ke depan, pasti masih banyak, khususnya anak-anak pribumi sejati Pontianak akan terus terperangkap dalam kehidupan yang sekadar cukup makan. Kedua orang tua Vivid an Icha, membuat kerjaan yang pendapatannya tidak ketentuan, pembantu pakir. Ibu mereka, suri rumah sepenuh masa. Mereka tidak bisa melanjutkan pelajaran lantaran desakan hidup. Namun gaji mereka cuma RP 1,000,000.00/bulan iaitu sekitar RM10.00/hari. Kedua Vivid dan Icha menceritakan betapa mereka belum boleh membantu kedua orang tua masing-masing dan ada ketikanya mereka harus meminta bantuan dari orang tua buat membayar ansuran, pajak speda motor. Hidup kami agak stress pak, bilang si Vivi.
(4) Melihat pada tubuh mereka, biar sudah seumuran 23 tahun, amat kecil, kurus saya tafsirkan, maka taraf sosial mereka yang masih payah amat jelas. "Lantas, gi mana kalian hilangkan stress?", saya tanyain. "Untung ada pacar Pak" sahut si Icha. "Saat stress bisa motor-motoran" sambung Vivi sambil tersenyum-senyum malu. "Pacarnya umur berapa dan apa udah kerja?" tanya saya. "Sebaya dan kerjanya ya gitu-gituan aja" balas Vivi. "Tambah stress Pak punya pacar. Tapi kalau ngak punya, malu juga, kerana nanti dibilang kita ngak laku" sampuk si Icha.
(5) "Pak, mau nanyain. Apa beda cinta sama kasih sayang?" tiba-tiba Vivi bertanya seperti menyergah dan memandang saya dengan tepat. Agak terpingga-pingga juga saya dengan soalan sebegitu. "Gini ya, pada umur kalian ini, saya kira cinta itu adalah kerana keserasian sosialitas, pergaulan. Kalian kepingin bersama, buat seneng-senengan. Cinta kalian adalah demi suka-suka. Mungkin itu kalian rasa sebagai kebahagian" jelas saya. Kedua-duanya terdiam dan menantap terus muka saya. "Cuma, mungkin cinta kalian itu belum ada pengisiannya" sambung saya lagi. "Maksud bapak?" tanya Vivi penuh dengan wajah bersungguh-sungguh penuh pengharapan. "Pengisian cinta adalah kasih sayang" balas saya pendek. "Saya sayang sama pacar saya pak. Dia juga begitu." sampuk Icha. "Maksud sayang kalian itu gi mana? soal saya. Ya, kami saling menyayangi. Sepertinya cinta itu adalah sayang dan sayang itu adalah cinta, bukan begitu?" soal Icha kembali."Ya bisa saja dikatakan cinta dan sayang itu hampir-hampir serupa, tetapi ngak sama. Cinta itu boleh dikira sayang tanpa kasih", ujar saya seterusnya.
(6) Saya sebetulnya juga sedikit keliru bila cuba mentafsirkan tentang perasaan halus sebegitu. Namun kerana cuba membantu kedua anak gadis yang naive ini maka saya karang saja tafsiran sebegini "Cinta itu adalah perasaan birahi. Selalunya terdorong atas kesepian atau kesendirian. Selalunya, cuma untuk ngobrol-ngobrol, bercerita, lantas seringnya kerana godaan nafsu, akan terjadi perhubungan intim yang bisa berlanjutan kepada soal-soal lain. Sedang kasih sayang itu, tersangkut dari soal belas kasihan, orang Jawa bilang meles. Kerana rasa belas kasihan, maka timbul soal ingin membantu, berkorban akhirnya. Maka kasih sayang itu terkait dengan perbuatan membantu atau memberi secara ikhlas biar dalam bentuk material atau sekadar kata-kata simpati dan nasihat.Kasih sayang yang murni sering tidak mengharapkan pembalasan juga penghargaan. Sedang cinta, ianya mesti berbalas iaitu dengan cinta juga."
(7) "Tapi pak, cinta itu juga bisa menuntut korban. Juga jika kita gagal dalam percintaan, akan ada korbannya. Hati akan hancur serta serik". sanggah Icha lanjut. "Bener. Korban itu sekadar mengikut perasaan. Biar tergadai nyawa sekalipun, tetap ianya sekadar korban perasaan" balas saya. "Sebetulnya kasih sayang itu, adalah kecintaan yang jauh lebih mendalam. Cinta yang digiring rasa tanggungjawap. Cinta ngak semestinya dituruti dengan tanggungjawap. Contohnya, saat kamu coba membebankan cowok kamu dengan permasalahan berat, belum tentu dia mahu sekuatnnya membantu. Makanya kamu harus hati-hati, apakah pacar kamu mencintai kamu sekadar mahu suka-suka, serasi untuk bersama seneng-senengan atau dia menunujjukkan sifat-sifat bertanggungjawap atau tidak. Juga harus ingat, kasih sayang tidak menuntut pembalasan, dan cinta yang tidak terkawal membawa hilang kehormatan yang akhirnya banyak mendukakan". jelas saya selanjutnya. "Seringnya ya Pak, cewek jadi korban, lalu jadi serik. Cowoknya kabur bebas, dan terus bercinta lagi ujar Icha dalam wajah sedikit suram. Saya tidak mahu mendongkel apa di balik kesuraman itu.
(8) "Fitrah lelaki menyerang. Sang penyerang, biar kalah, pasti dia mencari jalan untuk bangkit dan menyerang lagi. Sedang fitrah perempuan adalah menerima. Saat terkecundang, bekasnya luka pasti ada, dan bekas itulah yang menyebabkan mereka fobia, serik jadinya. Juga coba lihat, penternya sang pencipta perlambangan cinta, hati yang terpanah. Hati yang merah adalah ceweknya, sedang anak panahnya adalah cowoknya. Saat cinta terkorban, pasti Hatinya digambarkan terbelah dua. Anak panah, tidakpun tergambar patah atau cacatnya, dan pastinya boleh saja diguna buat memanah lagi. Maka kalian harus hati-hati Sedang kasih sayang hanya tergambar sebagai hati merah yang sempurna".
jawap saya cuba meyakinkan keduanya.
(9) Keduanya kemudian terus mengiring saya ke gerbang utama, untuk kembali ke hotel di samping saja. Keduanya kemudian melambai tanda hormat. Kedua tanggan saya jadi pegel menjinjing dua karung buku-buku yang akan menambah khazanah ilmu di khutub khanah MyStore di Kampung saya, di antaranya:
(i) Hidup Ini Keras, maka Gebuklah! Prie GS. VisiMedia. 2012. Jakarta
(ii) Lelaki Yang Menggenggam Ayat-Ayat Tuhan. Dari masa lalu, I Datang; Kerana Masa Lalu, Ia Kembali. Taufiqurahman Al-Azizy. Diva Press. 2012. Jakarta
(iii) Khindir. Mencari Manusia Paling Misterius di Muka Bumi. Wiwid Prasetyo. Diva Press. 2012. Jakarta
(iv) Suwung. Tentang manusia yang berumah di dalam mimpi. Hendra Purnama. Republika.012. Jakarta
(v) Lilinpun Dipadamkannya. Sebuah Novel Kepimpinan Umar Abdul Aziz. Wiwid Prasetyo. RealBooks. 2012. Jakarta
(vi) Meuthia Rizki Memeluk Mimpi Mendayung Harapan. Alberthiene Endah. Transmedia Pustaka. 2012. Jakarta
(vii) Atap. Fira Basuki. Grasindo. 2002. Jakarta
(viii)Pintu. Fira Basuki. Grasindo. 2012. Jakarta
(ix) Jendela-jendela. Fira Basuki. Grasindo. 2001. Jakarta
(x) Roggeng Dukuh Paruk. Ahmad Tohari. Kompas Gramedia. 2011. Jakarta
(xi) Perahu Kertas. Dewi Lestari. Bintang. 2009. Yogyakarta
(xii) Air Mata Tjitanduy. Sebuah Riwayat. Bambang Setiaji. Republika.2012. Jakarta
(xiii)Go Thunderfly. Laintasilah Langit. Violet Afifah. Republika. 2012. Jakarta
(xiv) Antologi Islam. Rislah Islam Tematis dari Keluarga Nabi. Rofik Suhud, Anna Farida et. Alhuda. 2012. Jakarta
(xv) Merintihlah dalam Tahajjudmu. Hanya padaNya kumengadu di tengah malam buta. Haidar Hibsy Ifala. Najah. 2012. Jakarta
(xvi) Embun Jiwa. Bikin Hidup Lebih Hidup. Waidi. Kompas Gramedia. 2012. Jakarta
(xvii)Kisah Lainnya. Catatan 2010-2012. Aroel . Kepustakaan Populer Gramedia. 2012. Jakarta
(xviii)Chiefdom Madinah. Salah Paham Negara Islam. Abdul Aziz, MA. Alvabet. 2011. Jakarta
(xix) Pramoedya Ananta Toer. Luruh Dalam Ideologi. Savitri Scherer. Komunitas Bambu. 2012. Depok
(xx) Cina Muslim dan Runtuhnya Republi Bisnis. Teguh Setiawan. Republika. 2012. Jakarta
(xxi) Perempuan berlipstik kapur. Esti Nuryani Kassam. Sheila. 2012. Yogyakarta
(xxii)Menyusuri Kota. Jejak Kejayaan Islam. Heri Ruslan, Desy Susilawati at el. 2011. Jakarta
(xxiii)Indonesia Habis Gelap, Terbit Terang. Kisah Inspiratif Dahlan Iskan. Ishadi S.K. PT Benteng Pustaka. 2012. Yogyakarta
Pontianak, Kalimantan Barat
27 Sept., 2012
#Abdullah Chek Sahamat
Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Sayang dan cinta itu indah.
Rugi dan sayang jika disalah ertikan. Setiap perhubungan yg menuntut kasih sayang dan cinta perlukan ruang dan pengorbanan.
Post a Comment