2/6/12 antara dua darjat

seorang pria, bertempik bergempita
nafasnya keras, fikirannya kacau, matanya berpinar
tadi ada suara-suara berbicara kepadanya
bukan tentang perjuangan
bukan tentang kebaikan
bukan tentang jalan ke depan
semua hanyalah prasangka dan dendam
lantas dia berdansa liar di atas pentas prejudis
bagai macan liar terkurung di kandang besi
menerpa pada setiap sudut inginkan kebebasan
akhirnya letih sendiri lalu ketiduran bagai seekor kucing


seorang pria lain, lain sekali olahnya
di keliling terkurung bertembok tinggi
gerigi-gerigi besi tajam menancap di mana-mana
dia tidak ubah bagai singa liar terkurung di kandang besi juga
segalanya terbatas dan menyulitkan
dia memutuskan untuk diam, sendiri berfikir
jalan lolos baginya adalah syahdu di tangan Allah
demi masa, segalanya pasti terbuka dan dia kembali berdaulat

dua darjat
antara yang dendam-hasad dan sabar-ikhlas
demi masa, pasti ada bedanya


kota bharu, kelantan
4 jun, 2012