7/5/12 I AM SORRY....

I used to say: I don't like those who used to say I'm sorry.... The reason, mistakes or wrong doings seem easily being repeated, since the word sorry could comfortably buy off all those mistakes and or wrong doings. To me why are we not having the character of we just want to do the right thing, nothing but right and thus if something goes wrong, we can't be just sorry but get it fix and settled immediately.

Saya paling tidak gemar untuk memaaf dan minta maaf. Saya juga tidak gemar untuk bersama mereka yang suka meminta maaf. Sama halnya dengan mereka yang suka memulakan bicara dengan istilah sejujurnya, seikhlasnya, .... Hujah yang mengatakan betapa kita manusia tidak lepas dari khilaf, silap dan salah buat saya adalah kebanyakkannya digunakan sekadar untuk penyedap hati and escapism. Jika mulut kita dengan mudah untuk berkata maaf, pemerhatian saya mendapati, manusia sebegini hidupnya sering saja melakukan kekhilafan, silap dabn atau salah. Bagi manusia sebegini, segala khilaf, silap dan salah boleh terbayar hanya dengan kata maaf. Apakah sebegitu mudah hukumnya? Buat saya kemaafan yang paling unggul adalah tidak mengulangi kekhilafan, kesilapan dan atau kesalahan terus berulang-ulang. Yang paling mulia adalah segera memperbaiki kekhilafan, kesilapan dan kesalahan itu.

(2) Don't just feel good to say I'm sorry!. Once you spilled the milk, wipe it out or immediately work hard to get the replacement. That the very reason in English, there is a saying: Don't cry over a spilt milk.

(2b) Janganlah kita sekali-kali berasa lega dan atau termaaf, saat kata-kata maaf terpancul keluar biar seikhlas atau sekadar auto-response. Saya khuathir, sebagaimana juga istilah InsyaAllah, dengan kehendak Allah yang sering diucapkan oleh orang Melayu, ianya kebanyakan adalah hiasan bibir semata-mata. Saya telah menulis mengenai ini sedikit masa lalu. Kita tidak menjadikan InsyaAllah sebagai ikrar akan melakukannya melainkan terhalang oleh kehendak Allah. Saat tidak terlaku, kita hanya mengustus kata maaf sedang InsyaAllah telah terikrar. Perhatikanlah apa kata Allah tentang janji.

(3) Many times in the Al Quran Allah did said (more or less):....when you are in distress, in every second you pray to Me....but once your are relief, astray some of you choose to be and pray to me not..... What would such verses related to the above matter? To me, we had been sorry then we forget not of not to repeat our mistakes or wrong doings! Thus such verses are my basis of not liking those who love to say sorry but doesn't mean it in the true act.

(3b) Di dalam Al Quran, banyak kali Allah mengingatkan, mulai dari kisah Nabi Noh membawa ke zaman Musa dan Ibrahim, betapa (lebih kurang maksudnya): Saat kepayahan dan derita, semua akan menadah tangan memohon rahmat dan keampunanKu, namun saat semuanya Kulepaskan....kalian melupakan Aku.... Sebabnya, meminta maaf adalah kerja yang terlalu mudah namun menghayati pohon kemaafan tidak kita mengerti dan jalankan sebetul-betulnya.


(4) I wrote this while in many instances now, I thought of wanting just to be silent and secluded. Nonetheless, my heart and my mind disallow me to be quiet and away. I wrote this, in the hope that we especially the Malays must change our way of applying the terms Maaf and InsyaAllah to their true spirit. SubhanaAllah, help me to be useful and be on your True Path!

(4b) Kini saya sedang melalui hidup yang sangat berbeda dari 50 tahun dahulu. Pengalaman hidup, pengamatan keliling, serta fikiran ke depan saya menjadikan saya sedikit agak goyah dan perit. Mungkin inilah yang pernah di rasakan oleh Gautama Buddha dan Confucius dalam zaman mereka. Mungkin inilah rasanya Ibrahim saat kegalauan umat sekelilingnya. Banyak kali rasa dan fikiran mengajak saya menjauh dan kabur namun, masih ada suara-suara malaikat agar saya terus bertahan dan menulis. Semoga, sedikit rasa fikiran dan hati ini akan dapat perlahan-lahan merobah cara kita orang Melayu khususnya dalam mengguna dan menzahirkan ungkapan maaf dan InsyaAllah.


Kuching, Sarawak
22 May, 2012