engkau padaku adalah pepohon rendang
saat kepanasan biarlah aku berteduh nyaman
saat aku sepi biar aku baring dalam damai bayangmu
terlentang lena menghitung unggas di lengan-lenganmu
nyenyak terhibur deru bayu mengurai rambut-rambutmu
dan aku
biarlah aku jadi seorang petani penuh bakti pengorbanan:
saat buahmu ranum berguguran, biar aku semai biak beneh-benehmu
saat engaku layu kedahagaan, biar aku sirami engkau walau betapa payah air kudapati
saat rambut-rambutmu berguguran, biar aku kumpul jadi unggun menghangatkan
saat lengan-lenganmu patah, biar aku membalut luka-lukamu menunas
engkau pepohon, aku petani
kasih kita terputus jangan
biar sejuta kali engkau ucapkan selamat tinggal
mengertilah:
malam pasti berganti siang dan sebaliknya
hujan pasti berganti panas dan sebaliknya
ribut pasti berganti teduh dan sebaliknya
tangis pasti berganti tawa dan sebaliknya
segalanya berputar berkisar
berulang-ulang
Ilahi segitulah peraturan tabiiNya
keikhlasan adalah pertaruhanku nan abadi
tebing sungai kelantan, kota bharu
11 march, 2012
3 comments:
I happen to be here. I truly casnnot make head or tail what you are, apart from being from Kelantan. When I read poem I told myyself that I should at least leave a few words, thet this poem is beautiful.
Salaam to you
Sorry friend, I'm not a Kelantanese, but have good knowledge of the State. Ya....poem is best known to the writer. For others, they are free to interpret as they wish. Thanks
Post a Comment