kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang kan merayu
tidak juga kau
tak perlu sedu sedan itu
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
biar peluru menembus kulitku
aku tetap meradang menerjang
luka dan bisa kubawa berlari
berlari
hingga hilang pedih peri
dan aku akan lebih tidak peduli
aku mahu hidup seribu tahun lagi
Nota: Chairil Anwar dalam Aku Ini Binatang Jalang
Sibu, Sarawak
17 dec., 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Susah untuk di gambarkan....
Jika sdra/i kenal Rendra, pasti sdra/i mengerti bayangannya. Dia wujud di zaman Indonesia tengah bergolak dalam kemelut kepayahan yang menyakitkan dan menyayatkan di tangan Belanda. Jika bukan kerana itu, pasti Najib, Muhyiddin, Rais, Shafie Afdal dan diri saya tidak akan ada di negara Malaysia ini.
(2) Sengaja saya titipkan sajak ini agar kita semua sadar betapa terjajah dan terpinggir itu sangat menghayut dan menghampakan.
Maaf, sedbetulnya sajak ini adalah penghasilan Chairil Anwar. Beliau adalah penulis yang sangat kreatif dalam tahun 1940an saat Indonesia sedang tenat di jajah. Cuma, Chairil sempat untuk hidup selama 20 tahun, lahir di akhir 1920an dan pergi 1940an. Beliau adalah antara pembangkit keras jiwa merdeka anak bangsanya.
(2) Sedarilah betapa penjajahan dan kesempitan hidup itu tidak menghargai biar seorang yang begitu berani hidup untuk bangsanya.
(3)Terima kasih pada teman sedarjah saya, sdra Hassan Sitam yang menegur siapa empunya sebenar sajak ini.
Post a Comment