1/7/09 APA ADANYA AKU PADA MEREKA....

SEDANG AKU PAYAH:

sebermula rakyat adalah asalku
tumbuh sebagai rakyat kecil
berlari-lari seperti tikus-tikusan
melata bagai kangkung menerima seadanya
payah dan sengsara
tanpa bisa dan ada bicara besar
hanya jiwa terisi kekerdilan rakyat
mimpiku hanyalah mimpi rakyat
cuma aku ada tekad
aku kepingin bangkit bersama rakyat!
(kerana kami sama payah!)

SEDANG AKU KERAS:
kumembanting tulang sekerasnya
mengucur keringat tanpa lelah
menghambat ilmu tanpa henti
mendewasa diri segagahnya
kini dudukku di kerusi empuk berhawa sejuk
demi hidupku buat segala
aku hidup kerana aku hidup
tidak aku pernah diam membatu
(sedang rakyat mahu saja berselimut!)

MAKANYA:
darjatku melimpah bikin aku:
. bukan lagi tikus-tikusan
. bukan lagi kangkung-kangkungan
. tiada lagi mimpi ngeri sengsara
segalanya sudah aku punya:
. pakai tiada kotornya
. makan seenaknya
. rumah seluasnya
. kereta sehebatnya
. anak isteri riang segala
. tertawaku mengemuruh gegar
apa saja ada semua
kerana aku membanting tulang
memerah akal
(sedang rakyat hanya diam terus bermimpi!)

KINI TUHAN:

kenapa soal sengsara rakyat
dipaksakan dipundakku
sedang aku payah
mereka diam bagai batu di pinggir gunung
sedang aku sengsara
mereka diam juga adanya
kenapa kini aku harus mengalas sengasara mereka!
(biar saja aku lupa tekadku dulu itu!
bukankah Kau telah berkata:
hanya membantu yang membantu;
bukan hanya menunggu!)

(bicara sang kodok:
Ya, bukankah kau juga rakyat
lantas, membantu diri adalah juga membantu rakyat
biar hanya seorang kenyang?
biarkan yang lain terus lapar!)


Samudra Court, Kuching
1 July, 2009