DULU:
kulewati jalan ini berulangkali
dua dekad telah kutinggal
berliku-liku menghentak-hentak
melambung punggung tiada nyaman
menguncang segala tulang
mau patah segala
sedang di kiri-kanan di sepanjangnya
seperti segala alam sedang tidur nyenyak
segalanya masih payah
masih susah bersama waktu berlalu
KINI:
kembali aku
menelusuri jalanan ini
sedang debu debu payah terus saja berhamburan
menutup mata laluanku
di atas jalan bagai gelombang menghenyak tubuhku
mematah tulang benulangku
terus melambung tubuh punggungku
seperti sehampir mematikan gagah jiwaku
inilah jalan payah yang entah kapan hentinya
dan di kiri kanan seperti masih terus mahu tidur
kapan kalian akan bangkit?
(bicara sang kodok:
nasib baik nyawa lu panjang,
gue dulu, hampir pepes digilis truk panjang!
lu ngopi dulu agar celek terang deh!)
Muslim Cafe, Selangau, Sibu
18 July, 2009
0 comments:
Post a Comment