(What do we see? Backwardness? Muddy road? Hard rural lives? Indifferent Government? Indifferent society? Inert civil service? What do we feel? Sorry? Oh God, can I lend my hand? This is life on my way to CiJinjing of Bandung)
Let me openly declare that now, I don't quite like to travel with others. I'm saying this, because there is a reader who keep insisting that he/she want to travel with me. The very reason why I don't want to travel with others, is I have a very strict traveling discipline and knowledge acquiring style. In the past most of the times, when I traveled with others, to the end I got frustrated of missing too many things.
Sejak kebelakangan ini, saya tidak suka untuk berjalan atau kembara dengan sesiapapun. Saya lebih suka untuk menjelajah sendiri. Saya menulis ini, kerana ada hamba Allah yang terlalu ingin untuk berpergian bersama saya. Saya sebetulnya sudah serik berjalanan dengan sesiapa kerana sering kali jika saya berbuat sebegitu pastinya saya tidak mendapat banyak pengalaman apa lagi ilmu. Saat bersama orang lain, saya terpaksa memikirkan tentang keselesaan dan keselamatan mereka. Akhirnya, langkah saya jadi terbatas.
(2) Ask Azhar Mansor, why he sailed solo? The same, ask those who love to drive fast, do they like somebody else to be with them? Ask a serious writer, do he/she works with many? Plato used to keep to himself. Leonardo Da Vinci hide in his gallery to create. Gautama Buddha, Confucius, Sun Yat Sen, etc keep to themselves to think. Mahathir Mohammed keep to his craft workshop to think. Nik Aziz secluded in his small praying room to ask. Did Ibn Bhatutta travel with friends? Ang Cheng Ho do travel in big, but he mostly seclude into his cabin to think. Iman Shafie, Iman Hambali, Iman Muslim, and even Iman Bukhari, they used to travel alone, why?
(2b) Tanyalah Azhar Mansor, kenapa dia hanya belayar solo? Tanyalah pemandu pecut, apa mereka suka ada orang lain di samping mereka? Tanyalah penulis manapun, apakah mereka suka berada dalam keadaan hiruk pikuk? Plato umpamanya, suka sendiri. Leonardo Da Vinci sembunyi di galerinya untuk mencari ilham. Gautama Buddha, Confusius, Sun Yat Sen, dsb sentiasa sendiri untuk berfikir. Mahathir Mohammed sembunyi di bengkel pertukangannya untuk mencari mimpi. Nik Aziz sendiri di kamar sembahayang untuk meminta. Ibn Bhatutta tidak berpergian bertemankan rakan-rakan akrabnya. Ang Cheng Ho biar belayar dalam armada besar, namun dia sering sendiri di kamarnya. Iman Shafie, Iman Hmabali, Iman Muslim, dan Iman Bukhari mereka berpergian sendiri. Mereka tidak bersama teman-teman. Mereka mencari dan berfikir sendiri-sendiri.
(3) Surely, my favorite example is Muhammad SAW. He khalwat to Hira to think on the fate of his people. Even at a very young man in his many trading journey, he didn't follow the others. He always ahead of others. If one recall, why was, in his Israq and Miqraj from Mecca to BaitulMuqaddis and Heaven, he traveled alone without even being seen by others? Why? Accordingly, did Allah make it compulsory to pray Tahajjud in group? Why? All to me has a very deep reasoning ie being alone gives ones deep feeling and appreciation of matters he sees or experiences. Believe me, for those who love too much to be in the accompany of others, vis the Pharoah and those emperors of China, even when they die they would love to be accompanied by others, did they mean good to the nation thereon? Shah Jehan loved Mumtaz to death, then what happen to his Government?
(3b) Lihatlah pada Muhammad SAW. Dia berkhalwat ke Hira demi mencari jawab atas pemerhatiannya pada kejahilan dan kealpaan masyarakatnya. Jua di zaman remajanya, bila berdagang ke Syam (Syria) dia sering terkeluar dari kabilahnya. Dia sering duluan. Jika kita ingat, Israq dan Miqraj baginda ke BaitulMuqaddis dan Syurga adalah sendiri-sendiri tanpa siapapun menyedarinya. Juga, kita harus tahu betapa besarnya rakmat Tahajjud namun Allah tidak menjadikan ianya Sholat Jemaah. Kenapa? Buat saya, semuanya ada maksud betapa kesendirian itu adalah harus dan sangat baik untuk kita dapat mendalami apa yang kita lihat, dengar dan rasa. Percayalah, jika kita terlalu sangat terikat untuk sentiasa bersama orang lain sebagainya Firaun dan Maharaja China yang bila matipun mahu berteman, pasti itu tidak banyak mendatangkan wisdom untuk negara dan bangsa. Shah Jehan terus mahu bertemankan Mumtaz, dan lihat apa jadi kepada Kerajaannya kemudiannya?
(4) To gain knowledge, especially the ability to see things beyond the normal sight, one need to think a lot. It is not just a matter of seeing or feeling. I might have such an ability, but I surely don't gain such skill in a matter of a day or a trip. I have gone through hard life since I was kid. In my youth day, I struggled and always among friends that are just like me with no one to turn to. But one thing, I feel their fate, I learn fast how they crossed their lives. I made effort to understand their plight. I was always among taxi drivers, trishaw men, kuli king, petty traders, begger, kids, elders, farmers, fishermen, loggers, hardworkers, name it, even among the rich and well to do. In my student days, I never fear to argue with anybody to the extend I used being isolated or hated but one thing straight in my mind; I know what I mean and want, days will come when only others will realise. Basically, one must have a courage to be independent to be able to have an independent mind.
(4b) Untuk mendapatkan ilmu, terutama untuk dapat melihat dan merasa dari keterbiasaan, kita perlu banyak berfikir. Cuba ingat: lembu ada mata, ada telinga, ada hidung, ada kulit untuk melihat, mendengar, menghidu, merasa, juga lembu ada otak. Bedanya, otak lembu untuk sekadar deria sensor untuk hidup, sedang manusia otaknya berdarjat tinggi tujuannya agar menguasai mata, telinga, hidung, lidah, kulit dan segalanya. Otak kita untuk berfikir tentang kehidupan bujkan sekadar berfikir untuk hidup. Maka mencari ilmu bukan sekadar melihat, mendengar, merasa, ianya memerlukan daya fikir yang luas dan mendalam. Saya mungkin dikagumi punya cita rasa sebegitu ie mampu melihat apa yang orang tidak lihat, namun saya tidak memperolehinya hanya semalam. Perjalanan hidup saya yang payah, dan sendiri mengajar saya segalanya. Saya sejak dulu sering bersama mereka yang terpinggir, biar seorang pelacur sekalipun. Saya juga biasa hidup dalam penuh keberadaan. Pokonya, kehidupan kita menjadikan siapa kita. Cubalah kuliah di sebuah Universiti bernama Dare to Fail University.
(5) Being independent is not an easy task. Traveling is one of the mode to gain knowledge. But, it doesn't mean, if one never travel one never gain good knowledge. I doubt Muhammad SAW ever set foot to China, yet he knew China is a good place for the Muslim to learn. Why? How did he get his wisdom? Basically, to me, he saw, he think a lot? He think hard. He really want to understand. Will Muhammad SAW be a prophet if even in his kid days he never wanted to see and think?
(5b) Kita seharusnya punya jiwa merdeka dan berdaulat. Kita jangan setakat bebas namun kejepit. Untuk menjadi manusia yang merdeka dan berdaulat pastinya tidak mudah. Hang Nadim dibunuh Sultan kerana dia merdeka dan berdaulat. Hang Jebat sanggup melepaskan Taming Sari yang kemudiannya membunuhnya hanya kerana dia merdeka dan berdaulat Si Buyung dan Rosli Dobi sanggup mati demi merdeka dan daulat bangsanya. Soalnya jika kita bacul maka di bawah tempurung sajalah kita melihatnya alam. Tidak semestinya kembara menjadikan kita berilmu. Keberanian berfikir dan tegar pada fikiran kita menjadikan siapa kita. Cuba ingat, apakah Muhammad SAW pernah ke China sehingga dia tahu China adalah dunia bagi pembelajaran umat Islam? Ingat, kenapa Einstein sanngupm meninggalkan Kelas Fiziknya? begitu juga kenapa Bill Gates kecundang di Harvard? Jika kita suka berfikir, sesungguhnya ilmu itu tidak pernah terbatas!
(6) How did Mahathir come to so much curative ideas, while others don't. Look at his kid's and youth's life. What was and is always in his mind? What was and is there in his heart? I said, Nik Aziz cares for his people, but he cares in the mostly spiritual manner. Thus he come with all sort of spiritual paradigm that he believes his people should be. But Mahathir, look at the spiritual deviance among his people from the material disadvantages. He didn't only used the Malays as his laboratory but that are what are happening to the Kerala Muslim, the Bosnian Muslim, the Chambodian Muslim, the Pattani Muslim, even the Sulu Muslim. Name it, world wide, the deviance Muslim mostly are the materially disadvantage Muslim. Didn't the Iraqi betrayed Sadam Husein because he stay in palace while his people are pariah. Was not Ghadafi hated for being blind and deaf to his people real security issue. Was not Husni Mubarak, dumb to the Nile because his family enjoy much, yet his people struggle to death to earn a mere U$2.00/day? Now, how do I know all these? Don't we have CNN, ABC, Al Jazeera, books, news papers, magazine, journal,.....read, feel (conceptualise), and think.
(6b) Bagaimanakah agaknya Mahathir bergitu biol dengan pelbagai pemikiran sehingga di zaman pentadbirannya banyak orang kejengjkang tak terhambat pemikiran dan pandangannya? Perhatikan jalan hidup anak-anak dan remajanya. Apakah yang selalu difikirkan oleh Mahathir? Apakah yang ada dalam jiwa Mahathir? Apa wajar seorang pemimpin sepertinya dia menangis di khalayak ramai? Saya telah menulis, Nik Aziz pedulikan rakyatnya. Namun ilmu hanya membawa dia untuk membersihkan jiwa rakyatnya. Lainnya Mahathir, dia melihat kekotoran jiwa Melayu lantaran ketakberadaan bangsa itu. Mahathir melihat kejanggalan Melayu melalui kayu ukuran kedayusan masyarakat Islam Kerala (India), Bosnia, Pattani, Champa, Sulu dsb. Lihatlah keseluruh dunia, Muslim yang kufur lantaran kerana sengsara hidup mereka dan tidakkah Muhammad SAW telah berpesan mengenai perkara ini dalam dua ungkapan seperi berikut: ...hampir-hampir kemiskinan itu membawa kekufuran (siapa yang banyak melacur di Golok dan Padang Besar?); dan...jika kamu hendak menyayangi aku, maka sayangilah...yatim piatu, yang payah, yang susah.... Percayalah, matinya dan jatuhnya Sadam Husein, Ghadafi, Husni Mubarak...bahkan Marcus, Suharto dsb adalah kerana rakyat mereka yang menderita sedang mereka terus tidak pernah kenyang!
(7) As I said, my exploration of this world is and was by reading lots of biographies. And my simple secret that I learned from reading the biography of many, and I don't limit my reading to my liking, I read all and learn from anything, was and is, when I travel: I look for gaps in beauties, I look for life guidance in misery. For instance in Bandung (and Jakarta, Bangkok, Phnom Pehn, and Manila), I would say 50% of their ladies are beautiful (juicy indeed), but not necessary I fall in love with them because I can see (look for) their weaknesses...they lost their beauty by 35++. I went down to Bourgainville Island of Papua New Guinea, their ladies are dark as charcoal, their teeth are red but not necessary I don't love them. I can see they are the last Malays breed on earth...curly hair, wide forehead, nice legs, great hip, soft eyes, thick but great lips.... Just remember, how on earth prophet Solomon have such huge knowledge about so many things. If one care to read and think hard as the Al Quran said: ....think, don't you ever want to think..., Solomon have one great character (that made him a great Natural Science guy), he love to observe, feel and ask himself...why, what, when, and how. Since he was so observant, even the ant crossing his path he even can feel his footsteps. Basically, if we care, we can feel, if we can feel, we ought to think.
(Dua anak Sunda yang sedang naik. Manis dan berbudi sopan. Di situ lebih hebatnya. Neng, Om pinjam fotonya. Buat ilustrasi aja deh)
(7b) Seperti saya katakan saya dapat melihat dunia ini adalah kerana perjalanan panjang saya dalam menghayati biografi siapa saja. Dari Rasputin sehingga Benjamin S. Dan rahsia kecil yang ada pada saya agar saya dapat melihat apa yang orang tidak dapat lihat: Saat terlihat yang indah, saya mencari kekurangannya. Saat melihat yang buruk, saya mencari pengajaran hidup. Umpamanya, di Bandung (bahkan di Bangkok, Manila, Jakarta, Phnom Pehn dsb) saya kira 50% dari gadis-gadisnya dalah rupawan. Namun saya kemudian mendapati kengiuran mereka hilang saat mencapai umur 35++. Kenapa? Maka tidak heran perceraian sangat banyak terjadi di Bandung. Juga saya pernah ke Pulau Bougainville di Papua New Guinea. MasyaAllah, kejadiannya wanita di sini sangat gelap. Kamera saya pada ISO 500 pun masih belum dapat menangkap wajah mereka. Namun, di situ saya melihat rambut mayang mengurai, betis bunting padi, bibir seulas pinang, wajah bujur sirih, dahi luas, dada bidang.... di sinilah saya temui gambaran hidup Melayu sejati! Pookonya dalam hidup kita harus jadi pemerhati. nabi Sulaiman dikatakan rasul paling berilmu. Apakah benar Allah memberinya sedemikian. Jika ada yang berkata ya, itu sememangnya betul tetapi saya berkira Allah tidak memberikan segala ilmu kepadanya secara blak-blakan. Saya berkira Allah menjadikan Nabi Sulaiman sebagai seorang yang sangat pemerhati. Tidak lebih dan tidak kurang dari itu. Kerana sikap pemerhatinya dia, maka dia mendapat segala ilmu biarpun saat lalunya si semut dalam jalanan hariannya.
(8) The best learning approach is to learn how to learn the better way. For instance, my daughter once having problem to memorize the Multiplying Table. She had hard life to remember all those from 2X1 to 12X12. When traveling with me in a car, a motorbike was in front of us. So I asked her, one bike has how many tyres? Surely two. So, if two bikes then how much tyres are there? She said four without even thinking hard. Six for three. Eight for four and so on. Then what about Table Five. His brother whom was guiet at the back then replied, I know, we can count on the tyre of the car. But my girl said: car has only four tyres, not five. Now, there is a different between a person who always explore and a person whom just see. My boy replied: don't you remember, there is a spare tyre in every car?.
(8b) Sesungguhnya, cara belajar yang terbaik adalah mencari jalan belajar supaya mudah belajar. Cuba perhatikan anak-anak di tadika atau sekolah rendah (dasar). Mereka terkial-kial menghafal Sifir. Banyak di zaman dulu anak-anak Melayu tuang sekolah kerana takut sebab tidak hafal Sifir. Namun kini, pada saya itu sebetulnya perkara mudah jika kita mahu berfikir mencari jalan mempermudahkan. Anak saya, NurFatma Dewi suatu ketika kelihat sunggul kerana terpaksa menghafal Sifir. Syukur saya menyedarinya. Lalu saya mengajaknya bersiar-siar berkereta (mobil). Di depan kami seorang sedang bermotorsikal (speda motor). Lantas saya bertanya: Motor sikal ada berapa tayar? Maka jika ada dua, tiga, empat dan seterusnya 12 motosikal ada berapa tayar agaknya? Pasti dia menjawap dengan kaeadah Mental Arithmatic. Sang abang, Luqman NurHaqim, terus mengembang Sifirnya kepada beca, kereta, bas, lori dan keretapi. Maka sifat suka memerhati dan berfikir sangat membantu. Saya sering mengherdik bila orang sangat suka bertanya sebelum berfikir sendiri!
(9) Alhamdullilah, and May Allah keep my kids in His good guidance, I made them to observe and think even when they are still kid. I used to drive with them to Kg Bintawa, to show them the Malays. I took them regularly to my Kampung to bath with the well water. I just have them to like books. I made them to be independent and be responsible I was and are hard on them. I don't give them all what they want. I believe, if I couldn't make it to my ambition, to serve Allah and His Ummah to the best, they will, InsyaAllah.
(9b) Saya sadar saya tidak akan dapat menunaikan banyak cita-cita dan hajat saya semasa hayat ini. Makanya, saya menyediakan agar anak-anak saya adalah mereka yang suka memerhati, berfikir dan merdeka. Saya dedahkan mereka dari anak-anak tentang payahnya hidup. Saya dedahkan kepada mereka di mana Melayu dan siapa Melayu. Mudah-mudahan Allah akan terus merahmati mereka dan meletakkan mereka ke jalan lurusnya manusia.
(10) Friend, you don't need me to see and learn. You just need yourself. If you are so coward to travel alone, then you will always chicken out to say what is right and a must. Muhammad SAW didn't take Abu Bakar, Omar or even Aishah to accompany him to BaitulMuqaddis and Heaven for him later to be great. Don't people see Israq and Miqraj beyond what we used to hear? Think. MasyaAllah.
(10b) Kepada teman yang ingin berfikir tajam dan pendirian berani tetapi tidak mampu atau payah ke arah itu, ingatlah pesan Khomenei (Mullah Iran) serta pujangga Arab yang berbunyi: You, the adult Iranian are my lesser supporters, but your womb carries my strength....; the peresnt generation paint the 100 years fate of the future dan orang Melayu pasti faham dengan apa yang dimaksudkan sebagai tangan yang yang menhayun bandul, adalah tangan yang menguncang dunia. Lewat Sigmund Freud dan Webster, Hitler akhirnya sadar, bangsa German adalah hebat cuma Yahudi telah menindas mereka, maka dia membangun little Hitlers. Tidakkah itu caranya Yahudi dan sebilangan gereja di masa silam? Akhirnya, kita seharusnya banyak berfikir, dan berfikir. Kalian tidak perlukan kehadiran fizikal saya untuk mengerti. Lihatlah, Abnu Bakar, Umar dan bahkan Aishah tidak sadar akan pemergian Muhammad ke baitulMuqaddis dan Syurga, maka kenapa saya diperlukan untuk kalian boleh berfikir dan mengerti? Berfikirlah tentang Israq dan Miqraj jauh ke depan dari apa yang kita sering dengar dari para Ustaz/Ulama yang tidak membaharu.
Kuching, Sarawak
21 June, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment