12/4/12 apa yang namanya sepi

aku kesendirian di sini
malam hitamnya saja yang menghampar
rembulan entah ke mana
para bintang enak tidur dalam selimut kabut pekat
cengkerik sudah pada bisu
pungguk sudah jadi burung hantu mengendap diam-diam
hanya kunang-kunang nanar seperti ketakutan hari ingin menangis

sebetulnya, aku yang menangis
semua seperti hormat turut pilu melirih diam
kehidupan, inilah apa yang namanya sepi
dan aku diam menikmatinya:
petani sepi sendiri selepas lelah membanting tulang
ibu sepi sendiri saat si kecil sudah berlayar damai
pelukis sepi sendiri memburu ilham
penyair sepi sendiri di subuh sunyi
penulis sepi sendiri bersama kopi tak pernah habis
seniman sepi sendiri saat penonton semua pulang
kiai sepi sendiri memohon belas Tuhan
rakyat sepi terkumpul saat kepimpinan murat maret
dan filasup termanggu sepi saat semua sudah berantakan

dan aku bertanya kepadamu sepi:
apa mungkin kamu tetap hadir pada yang bersungguh?
apa mungkin kamu adalah buah keikhlasan?
dan Muhammad SAW, saban sepinya, untuk siapa?
dan apa mungkin kamu adalah bunga-bunga penderitaan?

surau kg. selangkin, simunjan
21 april, 2012