.

14/1/12 WORK

Posted By: Abdullah Chek Sahamat - January 20, 2012

Share

& Comment


Di zaman Mahathir, Lat melukis dalam kartunya, Abdullah Ahmad Badawi ditegur oleh Mahatir: ”Time to work!”. Jelas Lat lebih peka dari Mahathir tentang mereka di kelilingnya. Lalu Sudirman Hj. Arshad mencipta sebuah lagu: ”Kerja-Kerja!”. Kedua-dua artis ini sedar tentang nasib bangsa mereka lantas`mendokong Mahathir dalam cara yang tersendiri.


(ii) Bila saya mengasak semua orang bekerja keras, supaya dapat saya tunaikan apa yang wajar buat mereka, banyak yang buta, bisu, dan tuli hanya kerana saya dilihat sebagai kurang ajar. Mereka buta, tuli dan bisu untuk menyadari, betapa saya bermatian memulakan segalanya dengan rasa hormat dan lembut. Cuma bila di maki hamun berapa banyak yang bermuhasabah diri: ”Apakah sebegitu sifat saya sebermulanya, atau setelah semua usaha telah saya lakukan agar sesiapapun harus hemah, teliti, tangkas dan bertanggungjawap?”. Pokoknya, manusia bacul tidak akan pernah mengakui khilaf dan salah sendiri!

(iii) Buat mereka yang sadar, dan mudah-mudahan yang lain ikut sadar, betapa bangsa Melayu dan umat Islam sedang tercabar kuat, dan kepada yang mahu bekerja demi ibadah kepada Ilahi untuk umatNya, saya turunkan nasihat Kahlil Gibran seperti berikut. Saya cuba sediakan terjemahan, buat mereka yang masih malas untuk menguasai Bahasa Inggeris.

Then a ploughman said: ”Speak to us of Work”. And he answered, saying:

You work that you may keep pace with the earth and soul of the earth. For to be idle is to be a stranger unto the seasons, and to step out of life’s procession that marches in the majesty and proud submission towards the infinite.

Bekerjalah mengikut peredaran dan tututan masa. Jika bermalas-malas, adalag ibarat mengasing diri dari dari jalanan menuju kejayaan yang abadi

(2) When you work you are a flute through whose hearts the whispering of the hours turns to music. Which of you would be a reed, dumb and silent, when all else sings together in union?

Saat kita bekerja, adalah ibarat alunan segar seruling menyentuh kalbu. Siapakah di antara kita yang sanggup mengasing diri jadi buta, tuli dan bisu, bila semua sedang bersatu bernyanyi merdu?

(3) Always you have been told that work is a curse and labor a misfortune. But I say to you that when you work you fulfill a part of earth’s furthest dream, assigned to you when that dream was born, and in keeping yourself with labor you are in truth loving life, and to love life through labor is to be intimate with life’s inmost secret.

Sering kita dihasut, betapa bekerja itu menyusahkan. Biarlah kukatakan kepadamu, betapa bila engkau berkerja, engkau telah menunaikan impian kejadian alam (tujuan Allah menciptakan Alam), dan dengan memikul tanngungjawap, engkau telah benar-benar menghargai kehidupanmu, dan menghargai kehidupan lewat kesanggupan memikul tanggungjawap akan memberikanmu suatu kepuasan yang maha dalam.

(4) But if you in your pain call birth as an affliction and` the support of the flesh a curse written upon your brow, when I answer that naught but the sweat of your brow shall wash away that wich is written. You have been told aslo that life is darkness, and in your weariness you echo what said by the weary. And I say that life is indeed darkness save when there is urge; and all urge is blind save when there is knowledge, and knowledge is vain save when there is work, and all work is empty save when there is love, and when you work with love you bind yourself to yourself and to one another, and to God.

Bila engkau menyesali kecelakaan hidup dan tubuh badanmu sebagai sumpahan tertulis di dahimu, maka jawapku, itu adalah dusta. Keringat di dahimu akan mencuci sumpahan itu. Engkau juga telah dikhabarkan, betapa hidup ini penuh kegelapan, lalu engkaupun turut sama menebar khabar itu sebagaimana seorang yang gusar. Biarlah kukatakan, betapa hidup itu sememangnya sebuah kegelapan, melainkan jika ada kemahuan; dan kemahuan itu adalah suatu kesamaran melainkan adanya ilmu, dan semua ilmu itu adalah sia-sia, melainkan ada kerjaan, dan kerjaan itu adalah kosong melainkan ada kecintaan, dan bila pekerjaan adalah dilakukan penuh kecintaan, maka kita telah menghargai diri kita sendiri, dan kepada sesama sendiri, dan kepada Ilahi.

(5) And what is it to work with love? It is to weave the cloth with the tread drawn from your heart, even as if your beloved is to wear the cloth. It is to build a house with affection, even as if your beloved to dwell in the house. It is to sow seed with tenderness and reap the harvest with joy, even as if your beloved to eat the fruits. It is to charge all thing that you fashion with the breath of your own spirit. And to know that all the blessed dead are standing about you and watching.

Dan apakah itu kerjaan dengan penuh kecintaan? Ianya adalah sebagai menenun kain dari pintalan hatimu, dan kain itu lalu dijadikan pakaian buat yang paling engkau sayangi. Juga, ia adalah ibarat engkau membina sebuah rumah, lalu didiami oleh yang paling engkau cintai. Ianya adalah ibarat menyemai benih dengan penuh perhatian dan engkau tuai hasilnya dengan senandung keriangan lalu dihidang buat yang tersayang. Ia adalah ibarat meniupkan rohmu pada semua yang engkau kerjakan. Dan menginsafi, betapa semua yang mati tunduk hormat menghargaimu.

(6) Often have I heard you said, as if speaking in a sleep, “He who works in marble, and finds the shape of his own soul in the stone, is nobler than he who ploughs the soil. And he who seizes the rainbow to lay it on a cloth in the likeness of man, is more that he who makes the sandals for our feet”. But I say, not in sleep but in the over-wakefulness of moontide, that the wind speaks not more sweetly to the giat oaks than to the least of all the blades of grass; and`he alone is great who turns the voice of the wind into a song made sweeter by his own loving.

Aku sering mendengar engkau berkata, seakan-akan berkata-kata dalam tidurmu (tidak sadar), betapa “Pengukir patung yang menyerupai dirinya, adalah lebih mulia dari mereka yang membajak. Dan siapa yang bisa meraih pelangi untuk mewarnai baju sesiapapun, adalah lebih terhormat dari pembuat sepatu alas` kakimu”. Dengarlah bicaraku yang penuh sedar, betapa angin menderu indah di pohon jati, tidak sedikitpun kurangnya saat ia melewati di bilah-bilang dedaun ilalang (lalang). Dan sesiapapun bisa merobah hembusan bayu menjadi nyanyian merdu lewat rasa cintanya yang mendalam.

(7) Work is love made visible. And if you cannot work with love but only with distaste, it is better that you should leave your work and sit at the gate of the temple and take alms of those who work with joy. For if you bake bread with indifference, you bake a bitter bread that feeds but half man hunger. And if you grudge the crushing of the grapes, your grudge distils a poison in the wine. And if you sing though as angles, and love not the singing, you muffle man’s ears to the voice of the day and the voices of the night.

Kerjaan adalah kecintaan yang nyata. Dan seandainya jika engkau tidak dapat bekerja dengan penuh kecintaan, melainkan keterpaksaan, adalah lebih baik engkau berundur ke pintu Masjid dan mengemis sedekah dari mereka yang bekerja dengan penuh rela. Kerana jika engkau membakar roti dengan penuh kelengaian (bahasa Kedah bagi indifferent), lalu rotimu hangus, maka ianya menjadikan pemakannya tetap separuh lapar. Dan jika engaku merungut tentang perahan anggur, omelanmu akan menawarkan racun dalam arak itu. Dan jika engkau bernyanyi bagai malaikat, sedang engkau tidak menyukai lagu itu, sesungguhnya engkau membiuk (serabut dalam bahasa Melayu Sarawak) telingga siapapun siang dan malam


(iv) Rungkaian perkara 7, perlu difahami oleh semua orang. Sesungguhnya, sebagai selalu saya katakan kepada sesiapapun, bahawa saya tidak melakukan sesuatu itu tanpa ada kebenaran akhirnya. Sesungguhnya, penemuan nukilan Kahlil Gibran, pada 1883 ini, di tanah asing ini, dalam desa yang penuh kepayahan ini, adalah kebenaran atas sikap kurang ajar saat saya berdepan dengan siapapun yang saya fikir sepatutnya dilayan sebegitu. Ingatlah, betapa Allah memerintahkan Noh untuk membiarkan isteri dan anak kesayangannya ditengelami air kerana sifat buta, tuli, pekaknya mereka.

(v) Kepada mereka ini, bukan atas`sikap dendam, namun memulang paku buah keras sebagaimana juga Allah menempelak Quraish di awal turunnya firmanNya, saya mencabar golongan yang telah menabur fitnah atas sikap saya ini, agar mereka berani mengaku kepada diri mereka sendiri, dan kembali menjadi manusia yang sedar, bersih dan berbakti dengan penuh kecintaan kepada Melayu, Islam, dan Negara. Usah termimpi untuk menjabat tangan saya, kerana pasti saya akan berjalan lebih pantas tidak terhambat. Saya bukan Muhammad SAW untuk terus memaafkan ummahnya (ummahnya, perhatikan itu, apa maksudnya?). Manusia mesti berlajar dan menanggung sendiri perbuatannya, jika kita insaf berkait dengan surah AlKafirun (…bagikKu untukKu, bagimu untukmu…). Jilatlah ludah yang sudah diloekkan (istilah Melayu Sarawak bagi perkataan 'muntahkan').

CiJinJing, Bandung Barat.
20 Jan., 2012

#Abdullah Chek Sahamat

Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand

0 comments:

Copyright © 2010 abc sadong™ is a registered trademark.

Designed by Access. Hosted on Blogger Platform.