Bila saya didepani dengan masalah keributan rumahtangga, maka saya mengambil satu jalan mengajak yang bermasalah bermuhasabah diri, merenung diri: looking inside, looking at oneself. Dalam kebanyakan perkara yang menyebabkan keributan rumahtangga selalunya orang ketiga menjadi asas bagi tudingan jari. Namun sebagai saya perkatakan dalam tulisan terdahulu, orang ketiga hanyalah satu persinggahan. Satu tumpangan. Apa lagi jika orang ketiga adalah juga sedang menghadapi satu masalah yang dia juga perlu melarikan diri. Dua insan bermasalah, biasanya akan lebih peka terhadap keinginan untuk dipedulikan. Masalah juga menyebabkan ada ketikanya hadir kekhilafan. Sebagai pokok tumpangan, jika ada keserasian, maka melekap suburlah ia bersimbiosis.
(2) Saya mengusulkan kepada yang empunya masalah agar bertenang. Menilai diri dulu. Mencari di mana gawang: gaps yang menyebabkan maka ada lubang yang orang lain tumpang mengintip atau menjolok jari. Bila berdepan dengan masalah, saya selalunya akan membaca, menyelidiki, mencari jalan punca lalu berfikir panjang tentang jalan penyelesaiannya. Dalam soal ini, saya mengusul empunya masalah untuk membaca beberapa buku dan antaranya Why Men Love Bitcher dan A Gift for Muslim Bride.
(3) Namun malangnya, kerana hati yang sudah terlalu sakit, jiwa yang sudah terlalu prejudis maka biar banyak lain-lain buku yang saya usulkan, namun empunya masalah hanya mengutip Why Men Love Bitcher. Sedang sebuah buku yang saya kira semua Muslimin perlu ada dan baca: A Gift for Muslim Bride tulisan Muhammad Haneef Abdul Majeed tidakpun terpandang secara dalam. Hakikatnya, hanya tajuk buku itu sebegitu judulnya Why Man Love Bitcher, namun isinya tetap menjurus kepada tulisan Muhammad Haneef. Never-never judge a book by the cover!. Hanya kerana orang ketiga sudah dianggap bitch maka langsung kita membuat hukuman. MasaAllah, manghukum adalah kerja Allah, bukan kerja kita. Biar tunggu saja saatnya di Padang Mahshar, barulah hukuman boleh dijatuhkan, dan hanya oleh Dia.
(4) Buat manafaat sebahagian, biarlah saya turunkan beberapa petikan dari tulisan Muhammad Haneef dalam A gift for Muslim Bride:
Adam lived in Jannah where he enjoyed every type of bounty and he was immersed in Allah Ta'ala's mercy at every step. However, he still yearned for something else. It was only when Allah Ta'ala created his spouse Hawwa that Adam experienced the joys of
of Jannah to the fullest and Jannah became a true paradise for him. The beautiful appearance of a delicate flower, the fragrance of a rose, the singing of a nightingale, the chipping of the birds, the vivid colours of the setting sun and everything else that brings delight to the hert seem incomplete to the person without a spouse. With companionship, every bountiy gives one true joy. Without a wife, man's life is empty and shapeless. A wife blows enthusiasm and colour into his life.
A wife is the source of beauty of a man's life and his primary source of comfort and solace. She light up his life.....she blows spirit into man's activities and her presence keeps him going. As a result, man is always progressing and exploring new ground....
A pious wife is the greatest bounty any man can have and nothing can be more valuable and special than her. She is there to love, to be loved nad to care for her husband. When a man returns tired and frustrated after a hard day at work, he will forget all his fatique and worries when he is welcomed home by a smiling and charming wife. A good wife gives a man vigour and enthusiasm and a few words from her are more revitalizing than glucose and vitamins....
If a wife inculcates within herself the qualities which Islam teaches, she will soon conquer her husband's heart and he will attain the contentment of heart that a good wife should provide for him. He will then be prepared to make sacrifices for her and do whatever she asks. Nothing she ask will be too much for him....
The married couple eases the worries and concerns of each other by displaying mutual compassion. In this manner, they make life pleasant for each other.....and there is a Du'aa in Surah Furqan that married Muslim should practice for their good....
(5) Jika sesiapa yang membaca buku ini, khususnya yang jiwa dan fikirannya sudah sempit dan prejudis, pasti akan melihat buku ini sebagai sangat menyebelahi lelaki, sang suami. Namun, sebagaimana yang saya perkatakan: You need to endure to cure; kepahitan itu selalunya adalah obat.
(6) Dalam prihal di mana orang ketiga sering jadi bahan tudingan, wajar kita lihat apa yang terkadangnya kita lupa:
....of course, wives are also to be blame for such problems (ie couple blaming each other for mishaps...) because of their immaturity, discourteous speech and inconsiderate behaviour. Fanning the flames of such squabbles are the insolent lessons that woman learn from their mothers and other women coupled with the solidarity that mothers and sister-in-law display in these situatio. It has been my inspiration for some time to compile for the Muslim wife a book containing advices that would ensure that such disputed never arise....
(7) Sebetulnya, dengan terus-terusan menyalahi orang ketiga, kita hanya membuang masa untuk sepatutnya menyatukan dua tubuh yang kian renggang. Strategi bermusuh dengan musuh, akan menjauhkan kawan bahkan boleh menjadikan kawan sebagai lawan. Pendirian saya dalam banyak perkara adalah mengkesampingkan ignored musuh, dan membina kawan secepatnya. Fikiran yang suka bermusuhan, akan menjadikan jiwa kita sakit, lantas akhirnya, membangkitkan kebodohan demi kebodohan sendiri. Kita yang akhirnya yang akan kalah dan rebah. Maka dalam hal ini, percayalah dengan menumpukan fikiran dan jiwa kita kepada orang ketiga, maka kita jadi terus sempit untuk mencari jalan memenangi orang yang bakal kita hilangi.
(8) Sepatutnya kita berusaha menilai segala kelemahan diri, serta mencari jalan menyediakan seluas peluang agar orang yang sedang lari ini kembali. Jika kita mampu menyediakan segala yang lebih baik, pastinya orang ketiga akan undur sendiri. Perhatikan cara Muhammad SAW berjuang untuk kemenangan, dia undur, dia mengumpul kekuatan, kemudian dia membuat kawan. Lantas, dia menang dengan banyak tanpa peperangan. Mekah tertawan olehnya tanpa pertumpahan darah. Lihatlah strateginya. Pelajarilah dari situ.
(9) Dengan terus-terusan menghenyak orang ketiga dan apa lagi dengan terus-terusan mneyalahi yang di depan mata, samada suami atau isteri, yang bermasalah, kita sebetulnya makin mendekatkan mereka. Jika mereka nantinya kabur:leaving, kita juga yang terkebil-kebil menyesal sendiri. Maka, jangan membuang masa mencari musuh, tetapi tawanlah kawan untuk menang dengan bergaya: win friends, to defeat the enemies.
(10) Dalam Bahasa Inggeris beginilah bunyinya; why must we fight the enemy, when actually our prime interest is to win a friend. Thus, we must focus to win the friend. Making good all that can win a friend is the best strategy. Winning softly and gentleman
(11) Dalam hidup, pasti ada ketikanya kita membuat khilaf dan salah. Kita adalah manusia. Bukan nabi, rasul atau malaikat. Kita hanyalah manusia. Cuma ingatlah akan pesan Allah: Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (An Kabuut 29:2)… dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (Al Anbiya 21:35)”. Buat yang khilaf atau salah, wajar sadar dan undurlah. Kita mesti selalu memuhasabhakan diri. Menilai diri. Dalam tulisan Kurt W. Mortensen, berjudul The Laws of Charisma, ….the core quality of a charisma person is his ability to realize and willingness to admit his mistake and move on from there….
(12) Pokoknya dalam kebanyakan hal, diri kita juga pasti adalah punca segalanya. Samada orang pertama, kedua, ketiga, atau keberapa sekalipun, pasti kita sendiri adalah sebahagian dari pencetus sebahagiannya, biar tidak keseluruhannya. Juga, untuk memperbaiki keadaan, kita sendiri yang harus punya hikmah (wisdom) dan kebijaksanaan. Dalam soal ini, saya tertarik dengan rungkai kata tulisan Ir. Permadi Alibasyah dalam bulu berjudul; Bahan Renungan Kalbu: Pengantar Mencapai Pencerahan Jiwa. Mudahan ada yang membaca, berfikir dan merenung, dapat menyelami di sebalik hujah beliau,yang antara lain betapa ada ketikanya Allah berkata tidak:
Ya Allah, ambillah kesombonganku dariku…
”Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tetapi kau yang harus menyerahkannya”
Ya Allah, berilah aku sesabaran….
”Tidak. Kesabaran diperolehi dari ketabahan dalam menghadapi cobaan. Aku tidak memberikan kesabaran, engkau harus meraihnya sendiri”
Ya Allah, berikan aku kebahagian….
”Tidak. Aku memberi keberkahan dan hikmah, sedangkan kebahagian tergantung kepada kamu sendiri”
Ya Allah. Jauhkan aku dari kesusahan…
”Tidak. Penderitaan akan menjauhimu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu padaKu”
Ya Allah, berikan aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat…
”Tidak. Aku beri kau akal dan kalbu serta Al Quran, supaya kau dapat menikmati kehidupan”.
Matang Jaya, Kuching
13 Nov., 2011
8 comments:
The beautiful Rainbow Loriketts are paired for life. They are the most colourful and loving couple of 'husband and wife' one can find in Nature.
I took this photo in Papua New Guinea (PNG) on one of my trips there years ago. Here, families fighting is normal. God is great, He purposely make these birds abundant there, for one to observe, think and learn.
(2) In the Malaysian jungle if we care to observe, think and learn, we will see most of our big tress are full of epiphytic, parasitic, and saprophytic plants, mushroom, and even animals. Ecologically, that is nature, but God probably also sending other meaning of lives through such phenomena.
Sememangnya dalam perhubungan, setiap pasangan itu memerlukan toleransi dan perasaan hormat antara satu sama lain.kasih sayang tidak cukup untuk menawan hati pasangan masing2.bak kata orang putih give and take.it is nice if the wife or husband could understand why their relationship have problems and trying to fix it rather than bergaduh tak tentu pasal.isteri seharusnya memahami bebanan yang perlu ditanggung oleh si suami dan memberi kepercayaan kepadanya. ini akan melembutkan hati suami sekaligus merasakan betapa beruntungnya mempunyai isteri yang memahami dan penyayang. suami adalah tunggak keluarga.suami perlu dihormati. nukilan ikhlas dari hati.
hang dulu macamana?..............
Hang, aku dah kata dah, orang ketiga selalunya adalah hanya persinggahan. Juga terkadang, adalah hanya ilusi oprat-apret kata orang Jawa, gosip kata orang lani. Ada orang nak kat kita, nak rampas kita dari yang empunya pun juga ada, maka atas sikap tak gentleman terkadang, mai pukui dari belakanglah. Jadi kalau telinga nipis, jadilah benda lain. Orang ketiga dalam kes aku, lebih kepada kerja dan kurang kematangan. Itu saja, kalau sungguh ada orang ketiga, aku angkut ke hulu ke hilir dah, berlori-lori.
(2) Kalau dah ada anak-anak, elok jaga depa dengan baik-baik. Tak usah nak kalut-kalut. Tak apa kalau kita kena korban lebih. Soal tak serasi dengan mak depa, itu perkara lain. Tapi kena respectlah, sebab dia adalah emak bagi anak-anak kita. Kalau dulu-dulu, boleh kot buat anak dari tanah, lani kuasa tu dah tak ada pada kita. So, buat seadilnya sajalah.
this is a true story of third party involvement, my 23 yrs of marriage collapsed last year when my x husband had an affair with a bitch of 20 yrs younger than him. as a mature working adult, in early 50s, i decided to be left alone. imagine, i went to his wedding on a surprise visit, and you know how much i suffer...
Sebenarnya anda terlupa sesuatu...carilah DIA. DIA ada segalanya...Lembutkanlah hati untuk mencari kedamaian. Kasar bukan segalanya untuk menjadikan sesuatu menjadi kenyataan.
Assalamualaikum..
Dewasa ini, istilah orang ke 3 seumpama senario dalam institusi rumah tangga.
Saya mentakrifkan orang ke 3 merupakan satu bentuk penindasan jiwa dan minda kehidupan seorang wanita.
Isu ini sebenarnya sangat menyentuh perasaan rata-rata kaum wanita, tidak kira pasangan kekasih maupun istri. Apa pun saya tetap membicarakannya walau tidak secara detail.
Dalam konsep orang ke 3,ia begitu kompleks untuk diuraikan kerana wanita tidak dapat menerima fahaman tersebut. Saya yakin kenyataan saya adalah tepat dan benar, tidak perlu seorang wanita itu membohongi hati dan perasaannya.
Bagi wanita, suami itu haknya, miliknya,sepenuhnya. Tiada share atau kongsi walau agama membenarkannya. Begitu taksub dorongan nafsu wanita mempertahankan hak mereka.
Namun,dalam apa perdebatan, sejauhmana hujah yang dikemas kini,
hukum Allah tetap mutlak.
Firman Allah (An-Nisa:3),
Maka berkahwinlah dengan sesiapa yang kamu berkenan dari perempuan lain:2,3 atau 4. Harus diingat,
Berlaku adillah terhadap mereka dalam penyediaan nafkah zahir dan batin. Andainya tidak mampu memadailah dengan 1. Wallahualam.
Permasalahan,eg perselisihan adalah asam garam,rempah ratus hidup rumahtangga.
Didalam masakan ada manis,masin, tawar:ia seumpama appetizer...
orang putih kata..so good,so nice n delicious.
Cuba hayati gandingan mantap P.Ramlee dan Saloma..,
Sedangkan lidah lagi tergigit
Inikan pula suami istri,
Buang yang keruh ambil yang jernih,
Baru teguh pribadi.
Bagi menjamin kesejahteraan, Nabisaw bersabda,
Perempuan dinikahi 4perkara.,
hartanya,kedudukannya, kecantikannya dan agamanya.
Oleh itu pilihlah wanita yang beragama,kamu akan mendapat untung.
Wahai istri solehah,pandanglah suamimu dengan kasih sayang, Allah akan memandangmu dengan rahmat.
Hargai dan berterima kasihlah akan pengorbanan suami.,sabda Nabisaw;
Allah tidak akan melihat seorang perempuan yang tidak berterima kasih kepada suami sedangkan dia tidak dapat hidup tanpanya,
(HR,An-Nasai).
Wahai suami yang dicintai, sayanglah istri yang telah banyak berkorban hidup dalam kepayahan.
Akan gersang dan tanduslah hati istri andai suami tidak tahu memanjai hati istrinya.
Semuga cinta yang berlandaskan keimanan akan mengeratkan hubungan rumahtangga, seterusnya akan meraih kebahagiaan dunia dan syurga Allah di akhirat.
Mudah-mudahan..
Note;
Merujuk masakan diatas:
Ia sekadar penambah seri dari saya kepada artikle Saudara Abdullah.
Kata-kata tersebut sebagai ilustrasi Michael Smith on AFC (Asian Food Channel) tanpa menyentuh sentimen mana-mana pembaca.
Harap maklum, Tq, Wassalam.
Post a Comment