saat kita adalah alam:
bagai mentari;
sewajibnya menerangi segala tanpa kesah,
menghangat semua biar segar menghijau,
berdiri dan perkasa
bagai rembulan;
menyinar dalam kegelapan sayu nyanyian pungguk,
agar senyum segala wajah,
biar lena mereka dalam tanpa resah
bagai bintang berhamburan;
adalah pedoman pada pelaut,
agar pulang dengan selamat dalam dakapan yang gusar,
anak-anakpun puas
bagai bumi;
dipijak dihenyak tetap bulat,
menampung segala-gala,
tanpa pernah ada lelah
bagai air;
mengalir tenang mengindah saujana,
merintik hujan menyegar semua,
menjadi awan meredup enak anak-anak bermain girang
bagai api;
membakar hancur segala kehanyiran,
mencerah hati yang sedang malap,
menyuluh hari di mana perlunya
bagai angin;
menderu menghembus kesegaran,
agar semerbak wangian berhamburan,
agar kita bisa bersama berpeganan tangan,
berrsiulan mengkhabar dunia
bagai samudra;
menyimpan seribu rahsia tak terduga,
agar kita terus belayar mencari menduga,
mencari diri dalam segala rahsia,
agar alam jadinya kita
nota:
rasa ini ternukil dari pemikiran falsafah kepimpinan oleh Astha Brta Pakubuwono II dalam Wulang Reh karya Pakubuwono IV.
Matang Jaya, Kuching
18 August, 2011
0 comments:
Post a Comment