.

18/07/09 MDURA LAGI...

Posted By: Abdullah Chek Sahamat - July 22, 2009

Share

& Comment


Suatu hari seorang Pak Presiden sedang sakit tenat. Dia dimasukin ke Rumah Sakit Umum. Maka, Bapak Wakil Presiden (Timbalan Presiden) datang munjong (melawat). Saat dia menghampiri kamar Bapak Presiden, didapatinya Bapak Presiden sangat sugul sekali. Lalu Bapak Wakil Presidenpun (WaPres) mencari akal, berkira-kira bagaimana mahu membuat Bapak Presiden gembira dan ketawa.

2. Ya. Dia teringat satu jenaka. Maka Bapak WaPrespun mulai. Gini loh Pak. Ada ini, anak (orang) kampungan, maaf ya Pak, anak Madura. Dia mahu ke Jakarta. Dia naik kereta (keretapi) dari Surabaya. Dia ngak tahu loh di mana itu kamar kecil (tandas). Dia mahu buang air kecil. Dia ngak berani sembarangan. Dia tahan terus . Sampe sakit dia menahan mau buang air kecil. Sampe di Samarang, kereta pun berhenti, lantas pintunya terbuka. Wah anak Madura ini, terus aja anjlok (terjun), bukak celananya (seluar), terus aja…..wah yo melepaslah! Sedang dia, yo tengah buang air kecil, lewat (lalu) mesinyor rel (penyelia stesyen), loh Mas (sdra), ngapain lu kecing di sini. Kalau mau, kencing yo pergi jauh-jauh deh! Anak Madura itu seperti kehiranan, Wah dari Surabaya sampe Semarang dibilangnya (dikatakan) belum jauh (jarak 400 km antara keduanya). Gila!.....kehkehkeh kedua-dua Bapak Presiden dan Wakil Presiden ketawa sampe terbatuk-batuk….yahhh pinter (bijak) kamu bikin aku seneng (gembira)….selayaknya kamu jadi WaPres…….yah cocok (sesuai) sekali!

3. Setelah ketawanya surut. Kerana tak mahu kalah. Bapak Presiden pun buka mulut. Aku juga punya cerita loh, kata Bapak Presiden. Ya ampun sih. Ya si anak Madura juga loh, bisiknya ke telinga WaPres. Dia juga naik kereta. Jendelanya dia buka. Mau ambil angin kayaknya (seadanya). Lalu, tangannya dijewerin (terjulur keluar) loh. Wah itu kan bahaya. Maka, bila Bapak Mesinyor lewat (lalu), lantas dia, ya ngomongilah (memberitahu) sama itu anak Madura. Loh, Pak, tangannya jangan dijewerin gitu. Nanti bisa kesandung (terlanggar) tiang listrik (elektrik), bisa tugel (patah). Payah nanti. Ah, jawap anak Madura, yo ngak apa-apa sih! Begitu sombong mukanya! Dia terus meletakkan tangannya di luar tingkap keretapi…

4. Kebetulan di sebelahnya, duduk seorang tua Jawa. Dia amat ngerti sekali akan egoisnya anak Madura. Maka dia coba membantu Bapak Mesinyor. Gini, Mas, saya khuatirnya lo, sapanya lembut kepada anak Madura tersebut. Nanti seluruh desa ini akan kepetengan (kegelapan) sih. Tiang-tiang lestrik bisa patah semua terkena tangan Mas yang terjewer itu sih, saran Pak Jawa itu. Wah! Seperti terperanjat anak Madura itu, langsung menarik tangannya, dan terus menutup tingkap. Dia mengangguk-nganguk kepala sambil tersenyum lebar, merasa banga bahawa Bapak Jawa ini mengakui kehebatannya! Si Bapak Jawa pun membalas senyumnya, sambil di dalam hati, tahu juga dia takut patah!

5. Kedua-dua Bapak Presiden dan WaPres ketawa kikikikik…..dan kemudian WaPres minta undur diri, sambil dalam hatinya, dia mengakui, hebat juga Bapak Presiden ini! Sambil berkira-kira, bagaimana mahu menyingkirkan dia dalam PEMILU nanti?

Wewak, East Sepik, PNG
23 June, 2009

#Abdullah Chek Sahamat

Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand

0 comments:

Copyright © 2010 abc sadong™ is a registered trademark.

Designed by Access. Hosted on Blogger Platform.