KINI:
tentang cita panjang kita
tentang taman syurgawi tamar itu
bakal kita indahkan untuk segala anak Adam-Hajar
namun buat sementara ini
agar tiada waktu tersesia sebegitu saja
(aku takut
tiada jawaban
bila ditanya Dia nanti
di mana waktu kulemparkan?)
biar bibit tamar kita cambahi dulu
sedang kini biar aku
hijaukan segala jalanan kita
dengan segala pepohon sagu
yang bijinya cambah kiriman sang cenderawasih
yang suatu ketika aku temui di hutan jauh sana
biar dengannya nanti
akan ada anak-anak yang riang berteduh
sambil berbuat kalung bebiji sagu
buat mereka bisa tertawa sementara
ESOK:
taman tamar itu tetap idaman kita
hanya waktu yang Dia janjikan menetapkannya
usah kita sangsi akan tibanya
tetapkan saja putih tulang dan kata hati kita
akan datang aku menjemputmu
buat menanam semua cambahan bibit tamar itu
usah iri akan tiada hadirku
aku tetap masih di sini biar tiada di sini!
(bicara sang kodok:
apa bendanya ni?
aku pun tetap juga dilopak ini
tetap saja memanggil hujan
tiada jemu biarpun terus kemarau!)
Bintulu, Sarawak
22 July, 2009
0 comments:
Post a Comment