.

11/7/09 ANOTHER SLEEPLESS NITE...

Posted By: Abdullah Chek Sahamat - July 16, 2009

Share

& Comment


I have been going around, non-stop for quite sometimes. Observing, thinking, guiding, draging, pushing (and shouting), all sort, everywhere. All those, plus few books by MyBedSide, make me awake, at this cool nite! MyMind, wonder, keeping active, again thinking (and shouting within). What when wrong? Surely alot, will say, nothing wrong! The only wrong thing is you!

(2) Well, He sort of promising, ....in the name of Time,...we'll be a looser, unless....(Wal Asri), this simple short Quranic verse, make me scared. As I see around, among our community, those who are holding the positions (small and big) and or wealths (means), the way they are thinking, observing, appreciating (if any) and worst, they just work like snail. They seem forever need to be push and push or even drag all the way! It seem, what He said...in the name of Time..., mean nothing to them! They seem to have all the time for themselves! When would they realize their true Sense of Purpose of their existence or creation? Are their creation only for themselves? God, is it necessary for them be bed ridden then only the see? Is that not too late? God, ...I wonder!

(3) Equally worst, for the disadvantage (the poor, the uneducated, the isolated, etc), they seem to be very ignorant and indifferent. They seem to have the whole....seconds, minutes, hours, days, months, and years with them, again His reminder...in the name of Time...you'll be a looser...mean nothing to them. God. Did you (puposely have) created a too hard-thick heart for them? Please God, soften their heart wall!

(4) But some, who do their very best (with full honesty), thinking of nothing, but gettingtheir Sense of Pupose fully accomplished, the so, what I called red-white hearted, being distorted, by those who are red-black hearted. Fortunately some stayed red-white hearted, but some turn blue-yellow hearted! What a pitty? God, let their heart stay thick red-white walled!

(5) For all, especially the red-white hearted, keep going be red-white hearted. Though, you may be a few, let just move as red as possible, the fire never start big, we make to our destiny (clean and honest, purely serving our purpose of existence!), with no fear no favor!

(6) Let me see Him now, and a nap, before moving again. When time come....our name, our wealth, our friends, everybody....left us behind, except our good deed! Do I have done enough? God! Time is yours!

Mukah, Sarawak
16 July, 2009

#Abdullah Chek Sahamat

Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand

3 comments:

Anonymous said...

Sebab dan akibat merupakan kelanjutan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang berurutan dalam dimensi waktu. Peristiwa yang pertama disebut sebab, dan peristiwa berikutnya disebut akibat. Jadi peristiwa pertama dianggap menimbulkan peristiwa berikutnya. Misalnya cangkir jatuh lalu pecah. Jatuh dinamakan sebab, sedangkan pecah dinamakan akibat. Jadi si jatuh dianggap menimbulkan si pecah.
Sebab dan akibat adalah sesuatu yang abstrak, artinya tidak dapat ditangkap oleh pancaindera. Yang dapat ditangkap oleh pancaindera adalah si jatuh dan si pencah. Jadi sebab dan akibat tidak terdapat dalam barang (benda), tetapi terdapat dalam pengertian atau rasa.
Oleh karena yang dapat mengerti dan merasa adalah orang, maka sebab dan akibat terdapat dalam orang. Jadi sebab dan akibat adalah rasa orang yang menghubungkan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
Jadi sebab dan akibat adalah tindakan orang yang menyatukan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Jika demikian sebab dan akibat merupakan satu hal tetapi wujudnya dua kejadian.
Jika sebab dan akibat dikira merupakan dua hal, orang akan bingung, sebab orang akan menjadi senang kepada akibatnya tetapi benci kepada sebabnya atau benci akibatnya tetapi senang akan sebabnya.
Misalnya bab kaya. Kaya yang dimaksud di sini bukan karena mendapat undian uang banyak atau mendapat warisan banyak dari orang tua, tetapi dari hasil usaha sendiri. Kaya adalah akibat yang disebabkan oleh karena rajin dan hemat.
Jika sebab dan akibat dikira merupakan dua hal, maka orang akan senang menjadi kaya tetapi benci kepada rajin dan hemat, atau mengejar kaya tetapi menghindari rajin dan hemat.
Mengejar kaya tetapi menghindari rajin dan hemat adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai, sama halnya dengan kucing yang mengejar ekornya. Sama pula halnya dengan benci dan menghindari miskin, tetapi senang dan mengejar malas dan boros. Malahan malas dan boros itu menjadi cita-cita.
Cita-cita malas itu dalam hatinya berkata, "Kalau aku kaya tidak akan bekerja." Rasa demikian itu adalah rasa miskin. Meskipun kerja keras, tetapi jika rasanya malas, orang hanya akan mengejar akibat, yaitu kaya dan merasa tidak senang kerja keras.
Demikian pula jika boros menjadi cita-cita. Boros adalah kebalikan dari hemat. Hemat berarti memelihara barang-barang kebutuhan hidupnya dengan baik sedang boros berarti memelihara barang-barang kebutuhan hidupnya kurang baik.
Rasa hemat disebabkan karena mengerti kebutuhan hidup. Meskipun kaya, orang sering tidak mengerti akan kebutuhan hidupnya sehingga salah menggunakan kekayaannya yaitu dipergunakan untuk mencari kehormatan dan kekuasaan.
Jika barang-barang digunakan untuk kehormatan dan kekuasaan, orang tidak merasa cukup dan merasa miskin sebab orang akan berebutan barang-barang untuk kehormatan dan kekuasaan. Jadi apabila barang-barang digunakan untuk kebutuhan hidup, kebutuhan raga (jasmani), orang akan merasa cukup dan apabila digunakan untuk kebutuhan jiwa, kehormatan dan kekuasaan, tidak akan merasa cukup.
Jadi rajin adalah rasa senang bekerja tanpa mengharapkan akibatnya, sebab orang sudah jelas akan akibatnya seperti seorang tukang kayu yang membuat meja dari kayu. Jika semua sarana dan pengetahuannya sudah siap, tukang kayu tersebut segera bekerja tidak mengharapkan akibatnya, sebab mengerti bahwa akibat dari perbuatannya, meja tersebut tentu akan jadi.-andalusia-

Abdullah Chek Sahamat said...

Dalam Hikayat Melayu lama, apa yang sdra/i perkatakan adalah SEBAB dan MUSABAB ie Cause and Effect, ya memang tepat, jika direnung dari sudut itu, maju atau mundurnya kita, sebab atau penyebabnya adalah diri kita sendiri, sedang akibat (musababnya) adalah maju atau mundur.

(2) Ini tidaklah susah sangat nak difahamkan, kerana Diapun dah kata begitu,....tidak Aku bantu dirimu, melainkan atas usaha dirimu sendiri....jika Dia yang maha berkuasa, maha segala maha sudah menyerahkan untung nasib kita pada diri kita, maka apa adakah yang lebih baik dari kita sendiri untuk memperbaiki diri kita sendiri. Perkara ini juga terhukum pada masyarakat kita sendiri.

Bayu Senja said...

Saya kira perjalanan sdra sudah panjang , dan dengan berkat usaha yang gigih maka sdra telah berjaya. Tapi kejayaan itu bukan suatu kejayaan kalau ianya masih mepersoalkan kegagalan orang lain.

Saya lihat penulisan sdra bercanggah sepertimana hati dan perasaan sdra yang sering bergolak. Pergolakan yang timbul oleh kerana hati yang tulus adalah anugerah tuhan. Tapi bukan semua orang beruntung diperlihatkan semua itu. Jiwa mereka tidak bergolak maka mereka alpa dalam kesenangan hidup. Itu hak mereka yang telah dijanjikan,maka tidak perlu kita pertikaikan.

Ad kalanya apabila kita tinggi, kita menhina pada yang rendah.Bila kita berilmu, oran glain tampak jahil, apabila kita berwang oleh kerana usaha, orang lain kelihatannya malas dan tidak mahu berfikir. Walau apapun, di manapun kita berada, maka ada mereka yang teratas lagi dari kita.Tapi cara mereka begitu mudha, ringkas dan penuh hormat. Sama-sama kita renungkan.....

Copyright © 2010 abc sadong™ is a registered trademark.

Designed by Access. Hosted on Blogger Platform.