sebelum ajal mendekat dan menghianat,
mencengkam dari belakang 'tika kita tidak melihat
selama masih mengelombang dalam dada darah serta rasa,
belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,
tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,
layar merah terkibar hilang dalam kelam,
kawan, mari kita putuskan kini di sini,
ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
jadi
isi gelas sepenuhnya latas kosongkan,
tembus jelajah dunia ini dan balikkan
peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,
pilih kuda yang paling liar, pacu laju
jangan tambatkan pada siang dan malam,
dan
hacurkan lagi apa yang kau perbuat,
hilang sonder pusaka, sonder kerabat,
tidak minta ampun atas`segala dosa,
tidak memberi pamit pada siapa saja!
jadi
mari kita putuskan sekali lagi:
ajal yang menarik kita, 'kan merasa angkasa sepi,
sekali lagi kawan, sebaris lagi:
tikamkan pedangmu hingga ke hulu
pada siapa yang mengairi kemurniaan madu!!!!
Nota: Chairl Anwar dalam Aku Binatang Jalang, 30 Nov, 1946
matang jaya, kuching
20 dec., 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Kita ketemu di Bandung nantinya Mas. Gue tunjukkin lu jalan Sukarno saat terkurung memerdekakan bangsa ini. Mudah-mudahan Mas akan mengerti betapa pemimpin itu isterinya adalah sepi dan airmata.
Gue ngurung diri di sawah aje. Bermain sama kerbo dan bocah-bocah cari kepiting. Biar tubuh hangus terbakar, biar tulang kembali keras, otot-otot jadi kental. Kepala gue jadi kosong. Dada gue lapang. Ayoh kembali aja sebagai anak sawah, menikmati payah, namun tiada resah. Biar basah disirami susah. Tetap tertawa mengiring kerbo bermandi tanah.
Post a Comment