di mana jua hadirnya aku
hanyalah sekadar tetesan embun
hinggapku:
biar di hamparan hutan
juga di padang ilalang
biar di hujung dedaunan
biar di kelopak mawar merah-jingga
juga di hujung jemari lembut manismu
hadirku hanyalah di saat gelap hidupmu
sebentar saja adanya aku
melekap dingin sekadarnya dirimu
beningnya tubuhku
pasti meruap lepas
saat hangat mentari mendatang
hadir bersama kecerahan menyuluh hidupmu
lalu aku hanya melayang-melayang
menanti esok subuh kembali
saat aku singgah kembali
seadanya di mana saja
sekali lagi pada apa saja
hari-harinya sebegitu saja:
memekar kelopak buat kumbang mampir enak
pentas rama-rama menari girang
lalu cilacap bersenandung lawa
dan aku bagai selalu
terpaksa pergi
saat semua girang bernyanyi
juga saat engkau bangkit memetik mawar
lalu menyisip di rerambut mayangmu
indahmu bukan buatku
kerana aku hanyalah embun penyeri segala
aku pamit lagi saat kau sadar membaca rasa ini
Kuching, Sarawak
31 March, 2011
0 comments:
Post a Comment