sewaktu-waktu
kuusap rambutmu yang ikal mayang
dengan wajah perih
kau menahan hati yang gundah
mengingat kasih yang sedang subur
sedang kasihNya kian mengamit
namun dengan izin dan janjinya…
‘usah khuatir….kasihmu akan kupikul’
engkau pulang
aku tiada air mata
alfathihah I
selewat waktu
dalam engkau memikul janji
‘demi menyubur kasih buat kami’
jiwamu kian kering
jasadmu kian gering
kau telusuri kekasihmu
tinggallah kami di samudra ganas
tiada kesempatan bagiku menangis
alfathihah II cuma
seketika
kuhadap di pusara mu
cucu-cucumu
kujanjikan menyambung kasih yang tak sudah
mengalas beban bumi kita
namun tanganku tak kesampaian
mengiring mereka merentasi jalanan berliku
cuma bisa melihat dari kejauhan
aku terpaksa pergi
biarpun tanpa alfathihah III
kini
aku di tengah samudra gelora
lena menepis segala duga
lena mengarap segala tenaga demi bangsa ini
tetiba dikejauhan menerpa sebaris sirna
kini kuhambat
mahu kugengam
menjadi bara
buat abdiku untukMu
dalam menabur kasih untuk semua
kupohon sirna itu ke pangkuanku
kupinta hanya satu ini dariMu
sebelum alfathihah IV mengiringiku
berikan kukesempatan...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment