6/6/13 maka kita?

sepohon nangka di laman:
tangan siapa menanam?
tangan siapa menuai?
tangan siapa bergetah?
tangan siapa menyuap manis?


sepohon nangka nan tegak rimbun:
segar enak memandang
memayung teduh anak-anak bermainan
berbuah manis enak santapan
burungpun kenyang
apa lagi tupai dan munsang
ayam-itik sibuk menceker menangkap panganan
kucingpun tumpang mengaru tangan
dan lalat terus menyambung zuriat
cengkerik sembunyi aman dalam timbunan rontokan dedaunan
pupa rama-rama montok menumpang nikmat berulam
dan segala rerayap berduyun singgah bersarang


saat rebahnya menyembah bumi:
dahan dicincang, batang dibakar
akar dibongkar ditanam yang lain
matinya tanpa nisan
matinya, namanya tidak tercatat
matinya, ingat manusiapun tidak
biar hidupnya selamanya segalanya bukan untuknya, tidak pernah untuk dirinya
sekadar hamba, sebenar-benar untukNya


makanya kita?

kuching, sarawak
XVIII jun, 2013

Nota:
Nangka kahwin sukun, sepertinya Melayu kahwin Jawa, sesama Homo sp: “Caranya dengan menyambung pucuk sukun dengan bibit nangka ataupun pohon nangka yang sudah berbuah. Pohon ini bisa digabungkan ditandai dengan nama ilmiahnya sukun `Arthocarpus altilis` sedangkan nangka adalah `Arthocarpus integra`,” terang Rasmi di Padang. Penanam juga dapat berkreasi dengan pohon nangka, potong pohon nangka setinggi 1,5 meter, biarkan sampai bertunas,” kata Rasmi. “Kemudian sambung dengan pucuk sukun, nanti akan didapatkan sukun yang berbuah di ujung atau di pucuk, sedangkan nangka berbuah di pangkal batang.

2 comments:


  1. walau ia hanya sepohon nangka, matinya tanpa nama tidak pernah tercatat,tapi satu masa dahulu pohonnya rendang segar rimbun membuah
    memberi bakti untuk semua...isinya manis sebagai santapan,begitulah semanis dan seikhlas orang yang menanamnya..biar tiada nama tercatat di nisan kerana tiada pernah ada dendam..hanya ingatan yang pasti tidak akan padam,tersimpul kemas di hati yang sentiasa berpanjangan....

    ReplyDelete
  2. Ini adalah ulasan atau sekadar memanjangkan yang sudah dinyatakan? Sewajarnya, biarlah ulasan pada landasan fikiran yang berdiri sendiri. Yang sudah terang, tidak usah disuluh, membuang tenaga. Pokoknya, kita bangsa Melayu harus berkerja, berfikir, berjiwa meningkat Nilai Tambah. Jangan suka hanya membontot, nanti tercium kentut. Secara pribadi saya merasa jijik bila ada yang berbau angkat pelir atau paling tidak cuba memancing. TQ ABC

    ReplyDelete