.

1/8/15 TANAH AIR INI ... apa ertinya tropika kita?

Posted By: Abdullah Chek Sahamat - August 28, 2015

Share

& Comment


Dari debu-debu berhamburan, Allah menjadikan bumi. Dalam gersang bumi, mati tanpa apa-apa, Allah hembuskan nafasNya lalu bergumpal menjadi tetes-tetes air terjun dari langit menyimbah segala. Dari air, bersamanya, lahirlah nyawa-nyawa memberikan roh kepada penciptaan bumi ini.  Di padang pasir yang tandus mulai tumbuh rumput-rumput berbunga. Dari rumput tumbuh segala tumbuhan menjalar melitupi. Muka bumi menjadi kian tidak panas, lalu Allah hadirkan pohon-pohon semak pelbagai rupa. Darinya muncul pohon-pohon besar merimbun menyegarkan lagi nuansa dunia. Segalanya melengkapkan kehijauan bumi ini. Namun tidak Allah jadikan segala serupa. Banyak kekal pada tahap-tahap azalinya agar manusia boleh berfikir betapa dalam hidup ini setiap sesuatu ada tujuannya dan tidak satupun sia-sia.

(2) Sebermula dari plankton manjadi rumpai, lalu rumput daratan, lalu tumbuh tumbuhan jalar, kemudian semak-semak belukar dan akhirnya berdirilah sebatang pohon, sebegitu jelas kitar putaran hidup succession of lives yang Allah pertontonkan. Namun di mana juga, pohon yang gagah itu tidak pernah berdiri sendiri-sendiri. Pasti ada keloninya. Sebegitulah apa juga tumbuhan dan apa juga mahluk Allah lainnya. Tidak pernah ianya hanya tumbuh sendiri-sendiri. Dan paling pasti, di sana juga Allah perlihatkan segala macam perkongsian sempurna agar manusia mengerti. Dari plankton untuk makanan ikan-ikan kecil yang menjadi rantai makanan ikan-ikan besar. Dari rumpai tumbuh segala dugong, penyu dsb. Dari rerumput menjelma lembu, kambing, badak, dsb. Dari semak-samun muncul segala serigala dan singa. Dari pepohon tinggi-tinggi maka muncul segala monyet dan beburung. Saat gugur satu-satunya, maka menjelma segala virus, bakteria, kekulat, cacing dan ulat-ulat. Pokoknya, segala suatu pasti menyuburkan yang lain. Itulah alam bukan manusia yang Allah jelas hamparkan.

(3) Hairan, manusia yang punya otak paling lengkap, saraf paling sempurna, serta segala sesuatu paling indah lengkap, malah saat berperilaku banyak yang tidak mahu menjadi manusia malah ada yang menjadi setan lebih dari setan, ada yang mahu menjadi malaikat melebihi malaikat, yang menjadi binatang menjadi lebih dari binatang. Jika ianya adalah singa, tidak pernah makannya berpilih-pilih serta punya batas rasa, malah dia membaham apa saja tanpa ada tersisa buat yang lainnya. Dia menjadi singa yang keluar dari tabii singa. Manusia singa, nafsunya menjalar dari singa sehingga ke cacing dan segala kulat. Menyapu bersih segala. Apa lagi jika manusia itu sudah memilih untuk menjadi batu tunggul. Dia pasti menjadi batu tunggul yang kesendiri. Biar batu tunggul tetap ada manfaat buat lumut dan segala, manusia batu tunggul keras dungunya pasti melewati keras dungu batu tunggul. Dia menjadi mahluk Alah paling tidak peduli apa-apapun. Pokoknya, saat manusia tidak mahu menjadi manusia, dia pasti menjelmakan dirinya melebihi dari segala mahluk Allah apapun yang lainnya. Muhammad SAW, Allah tunjukkan dia menjadi manusia paling sempurna. Dia tetap manusia lahir telanjang, kekal terlanjang, juga wafatnya telanjang. Dia bersih kekal sebagai manusia. Hidupnya hidup sebagai manusia. Jalan tugasnya tetap manusia. Segala prilakunya tetap manusia. Dia tidak didewa-dewa. Dia juga tidak mendewa-dewakan apapun juga. Dia tidak gentar akan apapun, kerana dia tahu Allah sentiasa ada. Sedang, sebut saja siapa lainnya setaranya dia, semua mereka pasti sangat berbeda kemanusiaannya. Contoh, Yusuf, hebat wajahnya tidar terperi. Pinternya bukan kepalang. Musa, dia bisa saja menelan segala ular, membelah laut dan berbicara langsung kepada Allah. Daud, itu raja dari segala raja, hanya Sulaiman bisa mengatasinya. Isa, hampir-hampir saja dirinya Tuhan, lalu Tuhan menjadilah dirinya terangkat. Muhammad SAW, datang dan perginya, tiada apa-apa melainkan hanyalah kekal sekadar persuruh Allah demi manusia. Dia adalah hamba Allah kekal sebegitu sepanjang hanyatnya. Dia sekadar pertunjuk khalifah besar yag tiada apa kepentingan pada dirinya.

(4) Di Negaraku ini, hutannya adalah hutan tropika. Di hutan tropika Allah tumbuhkan  apa saja pepohon besar-besar menongkah langit, dan sebutlah apa saja kayu-kayu paling keras dari belian, nyatuh, meranti, merakak, kapur, keruing, dsb semuanya tumbuh atas perkembangan asalnya adalah dari plankton, mahluk satu sel Allah paling mundur membawa evolusi ke pohon-pohonan maju itu. Meriah dan suburnya Tropika lantaran segalanya saling melengkap. sehingga kiamat sekalipun. Maka sebegitulah Allah menjadikan Negaraku ini, dunia tropika agar manusia-manusianya mengerti betapa tropika itu adalah suatu kepelbagaian yang saling mendokong dan harus azali kekal sebegitu. Dari yang mundur tumbuh yang paling maju. Jelas tanpa ada yang mundur tidak ada yang maju, keduanya harus saling terus bersama tiada pengabaian apapun. Kepelbagaian itu mendatangkan nuansa Tropika yang jelas subur dan damai. Namun, keparatnya sebilangannya manusia di Negaraku ini, saat mereka tumbuh menjadi pohon besar, segala apa juga harus menjadi kepunyaannya. Tiada atau paling-paling hanya sedikit balung dan najis tersisa buat yang lainnya. Pepohon besar di Negaraku ini kian menjadi penindas dan sangat rakus untuk hidup gagah sendiri-sendiri.  Kegagahan dirinya, dia mahu raikan sepuah dan semahunya. Pengertian manusia-manusia pepohon besar di Negaraku ini sudah menjadi anih. Nafsu singa sudah dialih menjadi fisiologi pepohon. Biar hanya kaku, nafsunya ingin menguasai segala gunung, lembangan dan lembah. Tidak ada padang rerumput, apa lagi belukar harus ada. Paling anih dan mungkin jelek sekali, dia hanya ingin hidup sendiri. Inilah nafsu singa pepohon besar di Negaraku ini. Paling dia tidak sadar, saat datang badai menbantai, dia menjadi terjengkang tiada apapun gunanya melainkan hanyalah sebagai pangananan para cacing dan kulat yang dulunya dia nafikan hak mereka. Dia akhirnya menjadilah dia sebangsat-bangsat mahluk Allah yang tersungkur kerana telah lupa akan siapa dirinya Dia ciptakan sebetulnya.

(5) Selamat meraikan kebangkitan kemerdekaan untuk semua umat Negaraku yang kunamakan segala plankton, algae, rerumput bunga-bungaan, semak renek dan pepohon-pepohon yang terus berjasa pada burung, monyet dan segala. Kita harus merdeka dari pohon-pohon bangsat yang sudah lupa asal usulnya tujuan penciptaannya.

Kuching, Sarawak
28 Ogos, 2015

#Abdullah Chek Sahamat

Writing that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around my world which you may find hard to believe and understand

0 comments:

Copyright © 2010 abc sadong™ is a registered trademark.

Designed by Access. Hosted on Blogger Platform.